Bengkel Karya SMART

Kamis, 25 September 2008
"Kamu percaya jodoh Fahri," tanya Maria. "Iyah, tiap orang memiliki...," Fahri urung melanjutkan kata-katanya. Maria langsung memotong, "Jodohnya masing-masing, itu yang selalu kamu bilang." (maaf,hanya copy paste dari AAC The Movie). Ulasan di bawah ini merupakan karya sobat Pena-SMART. Pasti menarik, tentang takdir dan jodoh. Sobat penulis semua, silakan tinggalkan pesan dan komentarnya.

Kenapa Harus Protes Dengan Takdir?
Oleh: Maramita Elfani

Seringkali aku mendengar sebuah statemen, “manusia tidak bisa hanya mengandalkan skenario takdir Tuhan, tanpa melakukan apa-apa.” Sebagai interpretasi aplikatif dari ayat Innallaha la yughayyiru ma bi qaumin hatta yughayyiru ma bi anfusihim.

Yah, bahkan itulah yang sering aku lakukan, dulu. Aku tidak memungkiri Allah SWT tidak akan memberikan sesuatu secara cuma-cuma kepada kami, para makhluknya. Kecuali makhluk-makhluk terpilihnya, dan tentu saja atas kehendak-Nya. Toh, Dia berhak melakukan apapun.

Namun, sedikit yang buatku kecewa. Seringkali ayat itu di jadikan sebagai dalih legalisasi perbuatan manusia, dan tidak menutup kemungkinan termasuk aku di dalamnya. Perbuatan yang sebenarnya bukan termasuk dalam kemasan hatta yughayyiru ma bi anfusihim. Rangkaian cerita yang dirancang oleh makhluk Tuhan yang bernama nafsu, yang selalu mengikuti kemana manusia melangkah kerap menelusup di sela-sela perbuatan ”úsaha” versi manusia.

Secara umum, yang termasuk kedalam kategori takdir yang tidak bisa di rubah adalah yang berkaitan dengan rezeki, jodoh dan kematian. Kematian, mungkin tidak akan ada orang yang akan menyangkal, bahwa kematian itu rahasia Ilahi. Tidak akan ada yang mencoba beralasan atau sekedar menawarkan usaha untuk mempercepat atau memperlambatnya. Ya, kematian adalah kematian.

Berbeda dengan rezeki. Meski semua meyakini bahwa rezeki sudah di atur oleh-nya. Alokasi rezeki yang di tetapkan Tuhan sudah tercatat di lauh al-makhfudz. Namun ayat di atas tetap saja masih di posisikan di barisan pertama pintu ijtihad manusia. Semua harus ada usaha. Toh, tidak mungkin kan kita mendapat uang secara langsung (jatuh dari langit misalkan) dari Allah SWT. Okelah, mungkin usaha versi manusia kali ini bisa di terima. Meski pada akhirnya, ketika manusia sudah pada tahap putus asa dan pasrah, lagi-lagi semua akan bermuara pada takdir.

Lalu bagaimana dengan jodoh?

Sejatinya, akupun selalu bingung. Sebenarnya “usaha” yang bagaimana yang di inginkan Tuhan dari makhluk-Nya yang bernama manusia?

Mungkin kekuatan, “jodoh adalah takdir” lebih kuat mengetengahkan kuasa Tuhan di banding “rezeki sudah ada yang mengatur”.

Jika ada yang mengatakan bahwa kita harus berusaha untuk bisa mendapatkan rezeki dari Allah SWT, sebab Dia begitu menyukai sebuah proses yang dilakukan oleh hamba-Nya, aku begitu setuju, bahkan sangat setuju.

Hanya saja aku selalu bingung saat orang mengatakan. Jodoh itu sudah di tetapkan oleh Allah SWT, namun selalu masih di akhiri dengan “Tapi kita juga harus berusaha”.

Selalu membuat jidatku mengkerut tiap kali mendengarnya. Sejujurnya, aku tak habis pikir, usaha yang bagaimana yang di maksud?

Okelah, katakan saja “iya” misalnya.

Lalu sekali lagi, apa bentuk usaha itu?

Pacaran kah? Selalu berusaha berpenampilan menarik kah? Masuk pada banyak komunitas kah? Melakukan proses pancarian dengan dua alat; mata dan nafsu kah? Atau pasang iklan? Wew…

Aku sendiri tak tahu jawabnya yang mana.
Yang pasti aku selalu bingung.

Sampai saat ini yang menurutku masih sangat logis dan bisa di pertanggung jawabkan adalah, jika kita berusaha ingin mendapatkan jodoh yang baik, hanya “perbaiki diri” saja dulu. Bukankah Allah pun telah berjanji kepada kita, manusia. Siapapun yang baik akan mendapatkan pasangan yang baik pula. Berkaca pada diri sendiri, jika ingin tau jodoh kita seperti apa dan bagaimana.

Ada seorang teman mengatakan padaku. “Jika saat ini aku sedang bersenang-senang dengan lawan jenisku di luar, tidak menutup kemungkinan jodohku kelak, juga sedang melakukan hal yang sama dengan lawan jenisnya sekarang. Atau sebaliknya, mungkin saja jika saat ini aku sedang serius belajar dan bercinta dengan-Nya, maka tidak menutup kemungkinan saat ini juga jodohku pun melakukannya“.

Yap, kalimat-kalimat itu begitu lekat di otakku. Terimakasih sahabatku.

Entahlah, bagaimana seharusnya…
Aku juga tak tahu…

Yang pasti, “usaha” versi Tuhan sulit untuk di deskripsikan. Manusia hanya bisa meraba. Seringkali sebuah kebenaran yang di yakini manusia adalah kesalahan bagi Tuhan.

Hanya yakini, SEMUA DARI ALLAH
Tak perlu protes dengan takdir-Nya

Kau tak akan puas jika Allah memberikan apapun yang kau minta. Yakinilah, semua yang ada padamu, adalah pemberian Tuhan atas butuhmu. Yah, karena Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita minta.

El_Funny
Kairo, 240808
15:08

1 komentar:

Nasruli Chusna mengatakan...

Amboi,mantap ni,keep writing.. keep being..!