Bengkel Karya SMART

Kamis, 25 September 2008
Ksatria Greystone [Bag. 2]

Intrik di Menara Jingga
Oleh: Abid Abdul Mun'im

Dihempaskannya meja saji dihadapannya, pemimpin klan Subterranean Termite berbadan kekar itu murka bukan kepalang. Kepala bulatnya seperti helm para Globullar[1] menanduk-nanduk apa saja dalam jangkauannya. Sekarang pandangannya tertuju pada Bellickosus. Penglima yang membawahi duaratus ribu Elite Nasute[2] itu mundur selangkah, tersenyum kecut. Sambil menelan ludah ia bermaksud menjelaskan keadaan dan situasi peperangan, namun sang tuan lebih dulu memotong kalimatnya.

“Akupun membaca berita!” Potong sang pemimpin bernada berang. “Aku sama sekali tak butuh laporan kondisi pasukanmu atau kerugian pihak musuh. Aku hanya menginginkan hasil kemenangan, titik!”

“Siap, Lord Nassutz!” jawabnya tegas.
Bentakan Nassutz Termitius kepada jenderal favoritnya membuat seisi arena koloseum mendadak sunyi, erangan para gladiator yang sedari tadi bergumul itu terhenti. Hanya dentingan gelas-gelas pelayan yang gemetaran memegang talam berani ‘protes’ pada sang tuan.

Ia memang berhak geram, keseriusannya menonton gulat para Stag Beetles[3] terganggu dengan kedatangan berita tidak menyenangkan, kekalahan telak di pertempuran memperebutkan kota Chameleon Base. Padahal yang didambakannya saat ini adalah kalimat ‘mission accomplished’ terucap dari mulut sang jenderal. Kota yang wajib ada ditangannya sebelum berakhir musim gugur ini sudah lama tercatat dalam agenda rahasianya. Sebuah misi terselubung dibalik rencana pendudukan yang para penasehat militernya termasuk perdana menteri saja tidak mengetahuinya kecuali putera mahkota. Hanya di tangan kedua sahabat inilah rahasia besar yang masih tetap menjadi misteri itu tersimpan rapi.
Untuk kali kedua kota garnisun tentara Red Ants itu gagal ditaklukkan meski telah dikirim bala bantuan brigade defensif Phragmotican[4] untuk menangkis unit-unit Odontomasus[5] yang terkenal agresif, tetap saja pasukan super elit tersebut tak berkutik menahan serangan balik para pembela kota. Dengan situasi yang nyaris serupa, kekalahan karena masalah logistik, sebuah perkara klasik sekaligus krusial di dunia kemiliteran.

“Segera adakan rapat darurat. Utus kurir keseluruh sentral komando, panggil semua panglima angkatan bersenjata!” Perintahnya.

Ampiteater pribadi panglima tertinggi itu segera dikosongkan. Sebelum mega di ufuk barat menghilang seluruh komandan armada tempur dari penjuru negeri telah berkumpul. Tidak mudah mengundang jenderal yang bertugas di wilayah pada jarak beberapa hari perjalanan darat hanya dalam waktu yang singkat. Para perwira tinggi itu dapat tiba tepat waktu dengan mengendarai sejenis belalang gurun dengan daya jelajah yang super cepat, Desert Locust[6]. Emperium raksasa ini tentu membutuhkan efesiensi waktu dalam tiap denyut nadi sistem administrasi negara, selain dipimpin oleh kepala pemerintahan tegas dan otoritarian seperti Lord Nassutz.

Derap langkah pasukan Globullar mengawal sebuah tandu bergema memasuki Ruang pertemuan. keluar dari balik tirai Ratu Rhinoa Elithrya diiringi barisan pelayannya. Ratu bangsa rayap itu berkenan hadir dalam rapat darurat untuk menyampaikan pandangannya mengenai situasi terakhir pasca ‘Autumn Operation’, sandi yang digunakan dalam agresi pembebasan Chameleon Base. Dalam dunia serangga, peran seekor ratu amat berpengaruh terhadap arah dan pola kebijakan politik sebuah koloni. Ratu rayap bukanlah pengecualian, setiap kata dalam ucapannya merupakan hukum negara, setingkat dengan undang-undang yang dipegang oleh Majelis Agung. Hirarki dan kasta, sifat anthroposentris[7] dalam kehidupan koloni ini tergambarkan secara apik, bak simfoni interaksi masing-masing individu memainkan perannya.
Kasta ksatria seperti Globullar, Nasute dan sejenisnya tidak mampu bertahan hidup tanpa dukungan rayap-rayap pekerja yang melayani kebutuhan logistik. Bukan suatu yang luar biasa jika sebuah pasukan besar dapat kehilangan moral bertempur sehingga dapat dilumpuhkan secara mudah hanya dengan dihancurkannya ransum makanan dan dpisahkan dari rayap pekerja trophallaxis[8]. Kelemahan mendasar ini benar-benar dimanfaatkan oleh jenderal-jenderal Red Ants yang sejak awal telah mempelajariya.

Kegagalan ‘operasi musim gugur’ yang dipimpin jenderal Bellickosus disebabkan kekeliruannya membaca langkah strategik yang dilakukan musuh. “Kelincahan gerak serdadu semut amat sulit diprediksi” kilahnya. “Setiap manuver menghasilkan efek serangan yang bervariasi dan mematikan. Terkadang tusukan-tusukan ke jantung pertahanan hanyalah pengalihan saja, sedangkan serangan yang sesungguhnya adalah menghancurkan divisi logistik yang jauh dibelakang garis pertempuran”.

Taktik brilian lainnya yang diterapkan anak buah Antius Alpha adalah kesuksesan penyergapan di lembah berpasir, di kaki bukit hutan Gramini. Insiden Lembah Pasir itu merupakan peristiwa memalukan dalam sejarah kejayaan klan Subterranean Termite yang membentang dari padang rumput ‘hutan’ Gramini hingga bibir rawa Dragonest sarang para naga terbang disebelah timur, sampai kota Karang Kecil yang dua tahun lalu masih milik kerajaan semut.

Rapat melelahkan itu berlangsung semalaman. Poin penting yang dihasilkan salah satunya adalah pengalihan tugas kepemimpinan Autumn Operation dari Jenderal Bellickosus kepada Pangeran Cubitermius Elithrya, putera mahkota kerajaan rayap. Walaupun pola kerajaan mereka menganut sistem Matrilineal, dimana kepala negara atau kerajaan dikuasai oleh garis keturunan dari pihak ibu, namun untuk kepala pemerintahan dan administrator tetap diserahkan kepada pihak yang paling berkompeten. Dalam hal ini pemerintahan tidak bersifat matriarkhi melainkan tunduk pada mekanisme Musyawarah Majelis Agung.

Poin lain membahas strategi baru yang diajukan Panglima tertinggi Autumn Operation III serta rencana aliansi dengan ‘gerombolan’ klan Wasp. Untung rugi kerjasama persekutuan ini berdampak sangat luas, terutama mempengaruhi pamor kerajaan. Reputasi mereka yang terkenal licik dan beringas, bermental pengecut dan tidak pernah mengenal istilah imbang atau adil dalam setiap perundingan. Sederhanya, Klan Wasp adalah Perampok! Rakyat akan menilai aliansi ini sebagai bukti lemahnya pemerintah dibawah kendali Lord Nassutz.

“Keputusan pemerintahan Nassutz sungguh tidak populer. Mengapa semakin tua ia malah menjadi semakin kekanak-kanakan, tingkahnya kini seperti larva!” Kritik seekor Fairyfly[9] disebuah bar menyeletuk, diikuti gelak tawa para pengunjung.

“Demi ratu rayap! Jika aliansi ini gagal, dan kita kembali berdamai dengan semut, aku akan mentraktir kalian semua yang ada disini” sumpah pengunjung yang lain diujung meja, seekor Pseudergate[10].

Bagaimanapun, strategi telah disusun, pucuk pimpinan sudah ditunjuk. Hari ini Mound Dome dipenuhi ratusan ribu tentara rayap, mulai dari infantri gerak cepat Elite Nasute sebagai garda terdepan, pasukan ‘beladiri’ Phragmotican, hingga Globullar yang ditugasi mengawal divisi logistik, serta brigade tempur elit super rahasia, Dimorvicon. klan Subterranean Termite sedang bersiap memobilisasi seluruh kekuatannya. Perang besar segera dimulai.

***

Anthill, julukan untuk semua kota para semut lembah. Sebuah kota tentara berdiri diantara rimbunan rumpun lili. Didepan gerbangya membentang luas padang rumput Gramini, kuning keemasan diterpa matahari sore musim gugur, bagaikan bulu rubah melambai tertiup angin utara yang membekukan. Para pekerja konstruksi klan Red Ants terlihat kelelahan memperbaiki dinding-dinding benteng. Beberapa menara berwarna jingga tempat mengintai musuh yang seakan baru kemarin menjulang megah, kini hanya berbentuk puing-puing. Kenyamanan penduduknya telah lama terusik akibat perang brutal, menyisakan kepedihan ditiap sudut kota.
Kota yang menjadi incaran Lord Nassutz ini seperti tidak pernah tidur. Kekhawatiran atas serangan susulan menjadi cambuk penyemangat untuk mengembalikan kebanggaan yang dulu pernah berjaya. Siang malam aktivitas semut pekerja terus berjalan. Dipusatkan pada renovasi benteng disekeliling kota, pembangunan kembali itu membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Ribuan semut pekerja dikerahkan, arsitek-arsitek dari klan Weaver Ants[11] didatangkan, belum lagi kumbang-kumbang bulldozer yang diterbangkan dari hutan pinus Greystone. Agaknya Antius Alpha menyadari betul arti penting mempertahankan salah satu kota satelitnya ini.

Chameleon Base, dahulu merupakan Bivouac[12] atau tenda peristirahatan sementara para pedagang antar klan serangga, kemudian berkembang menjadi kota transit yang menghubungkan tiga kerajaan besar: Subterranean Termite, Red Ants, dan Fire Ants. Posisi strategis kota yang bersifat heterogen dengan sistem administrasi dikuasai serangga Myrmica[13] ini kini dihuni berbagai klan serangga mutualis seperti kutu daun, larva kupu-kupu, kepik, dan jangkrik. Mereka dikenal dengan sebutan Myrmecophilian[14], sahabat para semut. Myrmecophile, sekutu klan semut adalah mereka yang selalu bahu-membahu memajukan kota Chameleon Base. Para Aphid (kutu daun) misalnya, keahlian mereka sangat diperlukan dalam memproduksi honeydew[15] dari getah tumbuhan sekitar, sebagai sumber tenaga dan minuman kesehatan dimusim kemarau karena khasiatnya yang menyegarkan. Chameleon Base merupakan kota industri, penyuplai terbesar madu non lebah bagi kota Cathedria, ibukota kerajaan Subterranean Termite, musuh sekaligus sumber devisa. Cukup satu kata untuk menggambarkan situasi ini, ironik.
Tidak jelas mengapa kota ini disebut Chameleon Base. Tidak secuilpun tanda, bentuk maupun pola yang merefleksikannya dengan chameleon (bunglon). Bentuk luarnya hanyalah gundukan tanah setinggi tiga kaki (lebih kurang 1 meter), dikelilingi menara-menara tinggi dengan dinding ornamen jingga menandakan bahan bakunya berasal dari lapisan tanah dalam. Artinya terowongan-terowongan yang digali membentuk jaringan labirin itu mencapai beberapa meter kearah pusat bumi.

Langit cerah bertabur bintang, menyambut kadatangan malam yang dingin dibulan September. Jauh kearah matahari terbit terdapat bongkahan membentuk bola lonjong seperti buah labu yang kering dan menghitam menggantung di dahan pohon oak. Disanalah para Wasp si perampok berhura-hura menghabiskan jarahan mereka, mabuk sambil menari diatas hasil jerih payah serangga lain. Wasp adalah serangga predator yang amat kejam. Pekerjaan kotornya menculik larva-larva serangga untuk dijadikan pekerja paksa di tambang-tambang Mudpulp[16] atau dijual ke pasar budak.
Duduk di singgasananya ketua gerombolan Wasp, Dominicus Vespulius. Dialah yang membuat seluruh penghuni Greystone hidup dalam ketakutan yang mencekam. Kemasyhurannya di dunia kegelapan layak disejajarkan dengan saudara-saudaranya dari suku Braconid[17]. Serangga iblis yang mampu mengendalikan serangga lain dengan cara menyuntikkan telur-telurnya dalam tubuh hewan lain. ‘Mantra-mantra’ para penyihir ini kemudian mengontrol sistem syaraf, membuat serangga yang terjangkit kehilangan kesadaran seperti mayat berjalan, mereka menjadi zombi.

Mata ocelli[18] Dominicus Vespulius berkilap menginspeksi anak buahnya. Prajurit-prajurit fanatik dan loyal pada tuannya itu sibuk mempersiapkan peralatan-peralatan perang. sebagian terlihat sedang mengasah sengatnya, ada pula yang mencoba baju zirah yang baru didapatkannya, sementara kelompok lain bergerombol melingkari sebatang jamur untuk menghangatkan diri.
Seekor Wasp muncul tergesa-gesa kearah sang tiran, setelah mendapat izin ia mendekatkan kepalanya membisikkan sesuatu.

“Sempurna!” teriak sang pemimpin congkak penuh kepuasan. “Dengarlah prajurit-prajurit setiaku, malam ini kalian akan bergabung dengan legiun rayap, dan kita akan membantu mereka menaklukkan Chameleon Base. Persiapkan amunisimu, Runcingkan sengatmu, songsong peperangan di depanmu. Bersiaplah menuju pesta kemenangan! Hai Menara jingga, kami datang…!”
“Bravo Admiral Dominicus! Hidup klan Wasp!” sahut para prajurit penuh semangat.

Dengungan sayap-sayap wasp memekakkan telinga, menandai sepasukan besar skuadron tempur tengah bergerak. Laksana awan hitam penuh kutuk, gerombolan perampok itu terbang bergulung-gulung, merampas apa saja dalam jalur perlintasannya. Telur-telur serangga menjadi incaran mereka sebagai sumber energi, bahan bakar terbaik selama perjalanan.
Antius Alpha tidak akan memberikan kesempatan kepada para penyerang untuk kesekian kalinya. Mata-mata telah melaporkan bahwa ada indikasi keterlibatan klan Wasp pada penyerangan kali ini. Oleh karenanya melalui gubernur militer Chameleon Base ia telah menginstruksikan divisi artileri anti serangan udara, Brachinus[19] si kumbang pembom. Belum puas dengan pasukan artilerinya, Lord Antius juga melengkapinya dengan ‘amunisi’ Cochineal[20], jenis kutu yang tubuhnya dipenuhi serbuk berwarna merah.

Pasukan koalisi rayap dan wasp berkemah diluar kota, menutup semua akses masuk dan keluar. Ini adalah pengepungan! Meski Perang belum dimulai, namun kegelisahan dibenak prajurit-prajurit semut tergambar pada raut wajah mereka. Faham akan gelagat tak baik ini, Panglima tertinggi Brigade Pertahanan Kota, Gubernur Jenderal Maximus Formicus menenangkah hati para prajurit.
“Sekarang adalah hari yang besar. Setiap prajurit yang bergabung dalam misi pertahanan ini akan menjadi pahlawan dan akan dikenang sebagai pahlawan diseluruh lembah Greystone. Nama kalian akan tercatat dalam sejarah dan diagungkan oleh anak cucu kalian. Persiapkan dirimu, teguhkan hatimu, runcingkan sengat-sengatmu, tajamkan capit rahangmu. Ingatlah hari ini, sebab mulai hari ini kalian tidak bisa lagi mundur. Hari dimana takdir kota ini diserahkan kepadamu! Bangkitlah wahai pahlawan menara jingga!”

Serasa mendapat suntikan adrenalin, semangat prajurit semut kembali mengalir di pembuluh darahnya. Kepekaan sang jenderal sekali lagi teruji. Namun ia masih bimbang, sampai kapan prajurit-prajuritnya mampu menahan keberingasan tentara Nassutz yang begitu terobsesi pada kotanya? Jawaban yang tentunya hanya didapat setelah peperangan ini usai.
Sebuah grup utusan rahasia membuyarkan konsentrasinya menunggu untuk dipersilakan masuk. Mereka tidak mengenakan baju zirah elytra[21], mengisyaratkan mereka bukan dari kesatuan militer.

Sebuah gulungan kertas diberikan kepada sang Jenderal. Surat yang dibubuhi stempel pribadi Pemimpin Subterranean Termite, tercetak dari cincin Nassutz Termitius itu berbunyi:

“Dari Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Subterranean Termite
Jenderal Tertinggi Nassutz Termitius

Kepada Kepala Pemerintahan Chameleon Base

Gubernur Jenderal Maximus Formicus

Pasak kemah telah dihujamkan

serdadu musuh telah dibariskan
menara jingga yang diagungkan

hendak terbakar dan dilupakan
hajat samar ‘kan diterangkan

demi damai yang menenangkan
Jikalah tak bertepuk sebelah tangan

tinggalkan yang terbijak disisi tuan

Semoga kedamaian selalu menaungi lembah Greystone.”

Satu jam lamanya Jenderal Maximus Formicus termenung sambil sesekali memandangi surat tawaran yang diajukan pemimpin para rayap, surat yang disampaikan dengan gaya metafora itu bermakna sangat dalam dan amat menentukan nasib kota. Otaknya terus berputar, ia menyadari sebuah keputusan beresiko tinggi harus segera diambil. Akankah kedamaian kembali melingkupi Greystone jika ia menuruti tawaran ‘peta jalan damai’ ini? Ataukah kedamaian hanya bisa direngkuh dengan memukul mundur gabungan dua pasukan super masif tersebut dengan tangannya sendiri?
Maximus memanggil utusan tertua ke ruang pribadinya dan mempersilakan yang lain kembali. Kemudian tawaran musuh itu disampaikan sang utusan. Ia hanya manggut-manggut saja ketika utusan musuh itu menerangkan dimana posisi keberpihakan klan Subterranean Termite sebenarnya dalam pertarungan memperebutkan Chameleon Base ini. Semua argumentasi disampaikan, seluruh strategi dibeberkan, keputusan telah diambil.

Awalnya ia meragukan beberapa opsi yang diajukan Lord Nazzuts. Bagaimana mungkin ia dapat mempercayai musuh yang selama ini memerangi serta menginginkan kotanya? Dan ia tidak memiliki cukup waktu mendiskusikannya dengan jenderal tertinggi Antius Alpha. Tapi ia tahu bahwa Nassutz Termitius adalah pemimpin yang selalu memegang kata-katanya. Lagi pula dalam sejarah keseranggaan rayap merupakan serangga pemakan kayu yang defensif, tidak suka menyerang. Sebaliknya, klan Red Ants adalah semut karnivora yang bersifat agresif.
***

Perang terbuka dimulai, pasukan Nassute di sayap kanan bergerak marching mendekati gerbang kota dalam barisan rapat sambil memayungkan perisainya diatas kepala, diikuti satuan kecil tentara wasp terbang di atasnya membentuk formasi menyerang. Brigade bertahan melepaskan bom-bom Cochineal kearah pasukan darat yang sedang bergerak itu. Asap merah mengepul memenuhi medan perang. Secara tiba-tiba satuan super elit Dimorvicon muncul dari balik barisan rapat Nassute kemudian mendobrak gerbang utama kota Chameleon Base. Gerbang kota mulai retak. Belum ada reaksi balasan dari tentara semut yang mengawal gerbang.
Serangan berikutnya ‘jet-jet’ tempur wasp memberondong ke puncak menara-menara kota dengan sengat beracunnya, disambut dengan bombardir pasukan anti serangan udara Brachinus menyemburkan cairan panas ketubuh pasukan wasp. Korban dari kedua belah pihak berjatuhan. Dominicus segera mengirim pasukan bantuan. Serangan ini berhasil memukul brigade pertahanan di garis depan, sebuah menara rebah berantakan.

Di depan gerbang, Dimorvicon, tentara rayap bertubuh raksasa itu baru saja berhasil menjebol pintu utama. Dalam sekejap satu batalion Phragmotican berhamburan ke pusat kota. Seekor komandan rayap berteriak memerintahkan pasukan berhenti. Ia menyadari sesuatu yang tak lazim sedang terjadi. Jalanan sepi, blokade-blokade kosong, rumah-rumah dan pertokoan tertutup rapat. Benarkah kota kebanggaan para semut telah dikhianati oleh penduduknya sendiri? Pangeran Cubitermius Elithrya turun dari kereta perangnya tersenyum puas penuh kemenangan. “Akhirnya, satu langkah lagi menuju kedamaian” bisiknya.


[1] Globullar adalah kata rekaan dari istilah globular, yang merupakan jenis rayap parajurit berkepala besar (phragmotic), bertugas memblok pintu sarang koloni menggunakan kepalanya untuk menghambat serangan penyusup.

[2] Nasute adalah jenis rayap prajurit yang memiliki nasus (hidung bersengat) beracun.

[3] Stag beetle (Lucanus cervus) adalah sejenis kumbang tanduk. Saat musim kawin mereka memperebutkan betina dengan berkelahi dan sering terlihat seperti atlet yang sedang bergulat.

[4] Phragmotican diambil dari kata phragmotic adalah jenis rayap prajurit yang memiliki capit (mandible) yang berukuran besar.

[5] Odontomasus atau Odontomachus adalah genus dari semut karnivora (pemakan daging).

[6] Desert Locust (Schistocerca gregaria) adalah sejenis belalang gurun yang hidup di semenanjung afrika utara bagian timur dan menjadi hama bagi petani.

[7] Anthroposentris, memiliki cara hidup seperti lingkungan manusia.

[8] Trophallaxis adalah perilaku transfer makanan pada serangga dari mulut ke mulut atau dari anus ke mulut.

[9] Fairyfly atau lalat peri adalah jenis tawon terkecil.

[10] Pseudergate adalah rayap bersayap (laron) yang gagal dalam metamorfosis, sehingga sisa hidupnya hanya berfungsi sebagai rayap pekerja.

[11] Weaver Ants (Oecophylla smaragdina), adalah jenis hewan yang hidup di pohon (Arboreal) dikenal dengan sebutan semut rangrang.

[12] Bivouac adalah sarang sementara sebagai ‘tenda’ yang dipakai dalam migrasi serangga sosial.

[13] Myrmica, genus dari semut merah.

[14] Istilah Myrmecophilian diambil dari kata myrmecophile yaitu organisme yang berasosiasi dengan semut. Secara literal berarti ant-loving, merefer pada hubungan mutualis (simbiosis mutualisme) dengan semut.

[15] honeydew merupakan madu yang dihasilkan oleh kutu daun ketika menyerap getah tumbuhan, madu yang keluar dari anusnya kemudian dimanfaatkan oleh semut.

[16] Mudpulp adalah tanah lumpur atau bubur kertas yang digunakan tawon (wasp) untuk membangun sarang

[17] Braconid, sejenis tawon bersifat parasit bagi serangga terutama ulat dan kutu daun.

[18] Ocelli adalah mata sederhana yang dimiliki serangga seperti tawon dan laba-laba. Dapat merasakan cahaya tetapi tidak bisa mengetahui arahnya.

[19] Brachinus, kumbang tanah yang mampu mengeluarkan dua cairan (hidrokinon dan hidrogen peroksida) yang ketika bercampur menghasilkan senyawa yang sangat panas.

[20] kutu daun cochineal adalah serangga yang selama hidupnya hanya menempel pada sesuatu dan tidak bergerak sama sekali (sessile). Cochineal menghasilkan tepung pewarna yang disebut cochineal, berwarna merah tua (crimson).

[21] Elytra atau elytron, sayap keras pada serangga yang melindungi sayap transparan, terbuat dari zat kitin dan sejatinya merupakan kerangka luar (eksoskeleton)

0 komentar: